Apa Anda pernah mengalami kram pada kaki? Penyebab kram kaki bisa bermacam-macam. Mulai dari karena kelelahan, tidak melakukan pemanasan dengan baik saat brolahraga, dan sebagainya. Kondisi ini bahkan bisa terjadi tanpa ada penyebab yang pasti. Ini tentu perlu diwaspadai agar aktivitas harian tidak terganggu.
Kram kaki terjadi karena adanya kontraksi atau otot yang mengang dengan kuat secara tiba-tiba. Selain yang telah disebutkan di atas, kram kaki juga sering kali terjadi di malam hari ketika kaki tertekuk. Nah, artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai berbagai penyebab kram kaki dan cara mengatasinya. Yuk, langsung simak!
Kram yang terjadi karena ketegangan otot ini sering kali dinilai tidak berbahaya. Meski demikian, kondisinya tidak boleh disepelekan. Otot yang tidak bisa berfungsi dengan baik untuk sementara waktu akan membuat Anda kesulitan bergerak. Pada akhirnya bisa pula menurunkan produktivitas.
Berikut adalah penyebab kram kaki yang perlu diketahui:
Tekanan pada saraf
Adanya tekanan pada tulang belakang bisa membuat kaki kram dan terasa nyeri. Rasa sakitnya semakin terasa jika Anda berjalan kaki dalam waktu yang lama serta posisi kaki yang terlalu lama ditekuk.
Penyempitan pembuluh darah
Penyempitan pembuluh darah ke kaki dapat menimbulkan nyeri dan kram. Misalnya, suplai darah yang tidak memadai pada popliteal artery entrapment syndrome yang bisa menimbulkan kram saat berolahraga.
Kehamilan
Ibu hamil juga bisa mengalami kram pada kaki, terutama ketika usia kandungan tua atau bulan-bulan terakhir kehamilan. Ini mungkin terjadi karena kurangnya kalium dan magnesium, atau aliran darah ke kaki yang tidak lancar.
Dehidrasi
Penyebab kram kaki lainnya adalah dehidrasi. Ini merupakan kondisi ketika tubuh kekurangan cairan. Keadaan dehidrasi parah bisa menyebabkan gangguan elektrolit yang akhirnya menyebabkan kram.
Cedera
Menggunakan otot secara berlebih atau mengalami cedera juga bisa menyebabkan kram pada kaki. Kurangnya pemanasan sebelum berolahraga juga meningkatkan risiko tersebut. Posisi duduk atau berdiri terlalu lama, serta gaya tidur yang salah juga bisa menyebabkan kaki nyeri dan kram.
Efek samping obat-obatan
Beberapa obat bisa meningkatkan risiko mengalami kram, seperti konsumsi pil kontrasepsi, obat asma, atau diuretik. Apalagi jika ditambah dengan kebiasaan mengonsumsi alkohol secara berlebihan dan menjalani pola hidup yang tidak sehat.
Kondisi medis lainnya
Beberapa penyakit juga lebih memungkinkan Anda untuk mengalami kram pada kaki. Misalnya, mereka yang menderita penyakit pembuluh darah dan parkinson, penyakit arteri perifer dan saraf motorik, atau penyakit paru obstruktif kronik.
Baca juga: 7 Penyebab Tangan Sering Kesemutan, Tanda Penyakit
Setelah mengetahui beberapa penyebab kaki kram, penting pula untuk memahami cara mengatasinya. Perlu dingat bahwa penanganan perlu disesuaikan dengan akar masalah. Ini bergantung pada kondisi kram yang dialami oleh setiap orang.
Peregangan dan pijat
Cara mengatasi kram di kaki yang pertama adalah dengan melakukan peregangan. Coba cari posisi yang nyaman dan luruskan bagian otot yang tegang agar kembali rileks. Lakukan pijatan halus pada area yang nyeri, Anda juga bisa menggunakan handuk hangat atau kompres es untuk menekan bagian otot yang kram.
Mencukupi kebutuhan tubuh
Pastikan nutrisi yang diperlukan tubuh terpenuhi. Cobalah untuk mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan magnesium seperti biji-bijian dan kacang. Anda juga perlu tetap terhidrasi dengan minum air putih yang cukup sepanjang hari agar otot dapat berfungsi normal.
Istirahat sejenak
Saat mengalami kram otot, Anda perlu berhenti sejenak dari aktivitas yang dilakukan. Ini bertujuan agar tidak semakin memperparah kondisi kram dan membantu otot kembali rileks setelah mengalami kontraksi.
Baca juga: Cara Tidur Cepat dan Berkualitas dengan Teknik Pernapasan
Nah, itulah berbagai penyebab kram kaki dan cara mengatasinya. Anda perlu lebih berhati-hati dan tidak boleh menyepelekan keadaan ini. Kondisi kram pada kaki dapat menghambat produktivitas untuk sementara waktu. Jika kondisinya cukup parah, Anda bisa segera berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.