Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami gangguan tidur. American Family Physician menyebutkan bahwa hingga 50% anak-anak akan mengalami masalah tidur. Gangguan tidur pada anak dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit lain seperti obesitas hingga depresi. Inilah mengapa identifikasi dini oleh orang tua menjadi semakin penting agar hal tersebut tidak berdampak lebih serius.
Waktu tidur anak bisa berbeda bergantung pada usia. Namun, pastikan Anda tidak hanya mendukung anak untuk memenuhi waktu tidur yang cukup, melainkan juga untuk memiliki pengalaman tidur yang berkualitas. Nah, artikel ini akan membantu Anda untuk mengenali berbagai gangguan tidur pada anak agar bisa segera mengatasinya. Mari simak!
1. Insomnia
Insomnia adalah gangguan sulit tidur atau tetap tidur atau keduanya yang umum dialami oleh anak-anak. Jenisnya sendiri dibagi menjadi 3, yakni:
Hal yang bisa segera dilakukan adalah membangun rutinitas jadwal tidur yang konsisten. HIndari mengajak anak melakukan aktivitas berat jelang waktu tidur agar tidak sulit mengantuk. Membangun suasana atau lingkungan tidur yang tenang juga bisa membantu anak segera tidur.
Baca juga: 7 Penyakit Susah Tidur Selain Insomnia, Apa Saja?
2.
Night Terror
Gangguan tidur pada anak berikutnya adalah night terror. Ini sejenis dengan parasomnia atau gangguan yang membuat seseorang tiba-tiba terbangun dengan perasaan ketakutan dan panik. Kondisi tersebut bisa berlangsung hanya beberapa menit namun juga bisa berlangsung lama. Keadaan tubuh yang tidak fit, stres, hingga kurang tidur dapat memicu kejadian ini.
Sampai saat ini tidak ada perawatan khusus untuk mengatasi
night terror, tapi pastikan agar orangtua tidak langsung membangunkan anak ketika episode terjadi karena akan semakin membuat anak ketakutan.
3.
Sleepwalking
Sleepwalking merupakan kondisi ketika anak terbangun dari tempat tidur lalu berjalan dalam kondisi tidak sepenuhnya sadar. Hal ini tentu bisa sangat berbahaya bagi keselamatan. Penyebab sleep walking umumnya dipengaruhi oleh riwayat keluarga dengan gangguan serupa.
Jika Anda menemukan anak mengalami kejadian tersebut, hindari untuk langsung membangunkan karena akan membuat mereka lebih ketakutan. Anda cukup mengarahkan anak kembali ke tempat tidur agar mereka kembali berbaring karena biasanya episode ini tidak berlangsung lama.
4.
Sleep Paralysis
Sleep paralysis atau kelumpuhan tidur juga umum dikenal dengan istilah ketindihan. Biasa terjadi pada anak yang lebih besar, kondisi ini menyebabkan anak sulit bergerak atau seperti mengalami kelumpuhan. Episode ini umum terjadi dalam beberapa detik saja, namun terkadang menjadi cukup menakutkan karena disertai sesak napas serta halusinasi.
Sleep paralysis kerap dipicu oleh stres dan kurang tidur. Oleh karena itu, Anda perlu memastikan anak dapat melepas stres serta memiliki waktu tidur yang cukup. Mengganti posisi tidur juga bisa membantu.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Kelumpuhan Tidur dan Cara Mengatasinya
5.
Bed Wetting
Mengompol termasuk jenis gangguan tidur pada anak. Kondisi ini berkaitan dengan belum maksimalnya atau anak yang masih sulit mengontrol fungsi kandung kemih di malam hari. Mengompol ini cenderung hilang seiring bertambahnya usia. Orangtua juga perlu memastikan anak buang air kecil dan menghindari minum berlebih menjelang tidur.
6.
Excessive Daytime Sleepiness
Rasa kantuk yang berlebihan adalah gejala umum yang bisa dikaitkan dengan masalah tidur. Hal ini tentu dapat berpengaruh buruk pada aktivitas anak. Anak bisa jadi tidak bersemangat, sulit berkonsentrasi, atau lainnya. Untuk mengatasi ini, Anda perlu melakukan screening untuk membantu mengidentifikasi masalah terkait tidur dengan tenaga profesional.
7.
Obstructive Sleep Apnea
Obstructive Sleep Apnea (OSA) adalah jenis gangguan tidur pada anak yang menyerang pernapasan. Ini terjadi ketika jaringan di tenggorokan menghalangi aliran udara saat tidur. OSA pada anak biasanya disebabkan oleh pembesaran amandel dan kelenjar gondok.
Pengobatan OSA sendiri akan bergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya, salah satunya bisa melalui terapi
continuous positive airway pressure (CPAP) atau memakai pelindung mulut di malam hari.
8.
Restless Legs Syndrome
Restless Legs Syndrome (RLS) adalah kelainan gerakan yang dapat mengganggu tidur secara signifikan. Gejalanya adalah dorongan yang sangat kuat untuk menggerakkan kaki, terutama di malam hari saat beristirahat. Masalah tidur ini bisa disebabkan oleh kekurangan zat besi hingga genetik. Jika anak mengalami gejala ini, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan solusi terbaiknya.
9.
Bruxism
Jika anak kerap mengatupkan gigi pada rahang atas-bawah (clinching) dan menggemeretak gigi (bracing), hal tersebut dapat disebut sebagai bruxism yang merupakan salah satu gangguan tidur. Menggeretakkan gigi juga dapat menyebabkan sejumlah gejala nyeri termasuk sakit kepala, kerusakan gigi, dan cedera pada otot rahang.
Bruxism tidur dapat berkurang seiring bertambahnya usia anak, tetapi kondisi ini juga dapat berulang. Pilihan perawatannya dapat berupa pelindung mulut untuk mencegah kerusakan pada gigi dan penggunaan teknik psikoterapi serta relaksasi untuk mengurangi stres dan ketegangan otot.
Demikian berbagai gangguan tidur pada anak yang perlu Anda ketahui. Mengingat tidur adalah aktivitas penting yang memengaruhi produktivitas, sudah seharusnya untuk memperhatikan bagaimana Anak Anda tidur. Jika tampak muncul gejala yang berkaitan dengan masalah tidur, segera atasi dan berkonsultasi dengan tenaga profesional.