Bagaimana jika seseorang menyadari bahwa dirinya sedang bermimpi, apakah itu mungkin? Nyatanya, itu bisa terjadi dan disebut sebagai lucid dreams. Seseorang bisa menyadari bahwa mereka sedang bermimpi, bahkan dapat mengontrol narasi mimpinya sendiri hingga level tertentu. Bisa dialami oleh siapa saja, penyebab lucid dream ternyata bukan dari fenomena mistis seperti yang umum diketahui. Ada penjelasan ilmiah di balik kejadian ini.
Pengalaman ini bahkan kerap dicari karena dinilai memiliki berbagai keuntungan seperti memungkinkan seseorang melakukan hal-hal yang tidak bisa mereka dapatkan di dunia nyata. Jadi, sebenarnya apa itu
lucid dream? Bagaimana seseorang bisa mengalaminya? Artikel ini akan membahas pengertian, ciri, hingga penyebab munculnya kondisi tersebut.
Lucid dream adalah salah satu fenomena mimpi, yakni ketika Anda menyadari bahwa tengah bermimpi saat tidur. Mimpi tersebut terasa jelas dan nyata, Anda bahkan dapat mengatur narasi dan jalannya mimpi seperti yang diinginkan. Kejadiaan ini bisa dialami oleh siapa saja namun umumnya tidak sering terjadi. Bisa hanya sekali atau beberapa kali dalam setahun.
Lucid dream terjadi di fase tidur
rapid eye movement (REM). Pada tahap ini, seseorang tengah berada pada tingkat tidur yang nyenyak. Meski demikian, terkadang gelombang otak masih aktif sehingga membuat seseorang berada di antara fase tertidur dan terjaga. Di momen inilah
lucid dream bisa terjadi.
Ciri-ciri jika Anda mengalami
lucid dream:
Baca juga: Mengalami Mimpi dalam Mimpi? Jangan Takut, Ini Penjelasannya!
Sampai saat ini belum diketahui pasti apa sebenarnya penyebab lucid dream. Namun, beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara fenomena ini dengan prefrontal cortex di otak. Bagian tersebut cenderung lebih besar pada orang yang mengalami lucid dream.
Selama mengalami
lucid dream, seseorang tidak hanya menyadari objek atau lingkungan di dalam mimpi, mereka juga menyadari bahwa sedang bermimpi bahkan mampu mengontrol mimpi tersebut. Ketika seseorang mengalami hal tersebut, terlihat aktivitas
prefrontal cortex yang meningkat.
Orang yang rutin melakukan meditasi juga dinilai lebih mudah mengalami
lucid dream. Terlatih menjadi rileks dan tenang membuat kualitas tidur mereka lebih baik sehingga fase mimpi yang dialami bisa terasa lebih nyata. Selain itu, meski masih perlu penelitian lebih lanjut, beberapa peneliti percaya bahwa
lucid dream sangat mungkin terjadi di luar fase tidur
rapid eye movement (REM).
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, lucid dream adalah fenomena mimpi yang bisa dialami oleh siapa saja. Jika Anda termasuk yang pernah mengalami ini, Anda tidak perlu khawatir karena kejadian tersebut bukanlah gangguan medis yang berbahaya. Lucid dream tidak berdampak negatif pada kesehatan fisik maupun mental. Bahkan, pengalaman ini kerap dimanfaatkan sebagai terapi untuk mengatasi ketakutan hingga mimpi buruk.
Meski demikian, tetaplah waspada jika mengalami
lucid
dream yang sama terus-menerus. Ada kemungkinan bahwa hal tersebut merupakan gejala masalah psikologis seperti
post-traumatic disorder (PTSD) sehingga perlu dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Baca juga: Sulit Tidur? 10 Cara Mengatasi Insomnia Ini Bisa Dicoba
Selain itu, ada potensi masalah gangguan tidur yang bisa muncul ketika seseorang
kerap mengalami lucid dream karena kondisi ini dikaitkan dengan aktivitas otak yang tinggi. Ini juga berpotensi untuk mengaburkan siklus tidur-bangun yang bisa menurunkan kualitas tidur. Pada akhirnya, kualitas tidur yang buruk akan memengaruhi emosi, memori, dan aspek lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian berbagai fakta penting yang perlu Anda ketahui, mulai dari arti hingga penyebab lucid dream itu sendiri. Anda tidak perlu terlalu khawatir jika mengalaminya namun juga tetap waspada jika disertai gejala lain yang mengganggu aktivitas tidur. Segera konsultasikan dengan dokter agar memperoleh penanganan yang tepat.