Dada sakit saat bangun tidur tentu meresahkan. Anda mungkin khawatir apakah hal tersebut merupakan masalah kesehatan yang serius. Beberapa orang mengaitkan kejadian ini dengan kondisi jantung yang buruk. Ini karena sakit atau nyeri dada di pagi hari umum diketahui sebagai salah satu gejala penyakit jantung.
Bangun tidur yang disertai sakit di area dada memang tidak boleh disepelekan. Tidak selalu berhubungan dengan penyakit jantung, kondisi tersebut bisa disebabkan oleh berbagai hal lain. Apa saja? Mari simak penjelasan lengkapnya berikut.
Sakit atau nyeri dada juga bisa disebut angina. Rasa sakit tersebut muncul karena kurangnya aliran ke jantung. Angina adalah gejala yang umum untuk penyakit jantung. Meski demikian, masalah dada yang sakit saat bangun tidur tidak selalu berhubungan dengan penyakit jantung.
Penyebab dada sakit saat bangun tidur bisa beragam. Ini bergantung pada sejak kapan keluhan dirasakan, karakteristik nyeri, hingga riwayat sakit sebelumnya. Artinya, Anda perlu melakukan pemeriksaan medis agar lebih jelas. Namun, di bawah ini adalah beberapa penyebab yang bisa membuat dada sakit saat bangun tidur:
1. Posisi tidur yang salah
Posisi tidur memiliki peran penting untuk keseluruhan pengalaman tidur Anda, termasuk saat bangun nanti. Jika Anda berada di posisi yang salah sepanjang malam, Anda bisa merasakan sakit atau nyeri fisik yang tentu tidak nyaman.
Posisi tidur yang salah dapat mengganggu aliran pernapasan dan memberi tekanan lebih pada bagian tertentu sehingga bisa membuat dada sakit saat bangun di pagi harinya. Misalnya, posisi tidur tengkurap yang secara umum tidak direkomendasikan.
Baca juga: 5 Manfaat Tidur Tanpa Bantal dan Tips Melakukannya
2. Masalah pencernaan
Dada sakit saat bangun tidur juga bisa disebabkan oleh masalah pencernaan. Ini berhubungan dengan kondisi heartburn yang merupakan gejala GERD. Tandanya adalah Anda bisa merasakan sensasi panas seperti terbakar di area dada karena asam lambung yang naik ke kerongkongan.
Kondisi ini biasanya terjadi setelah makan dan langsung berbaring atau melakukan postur tubuh membungkuk dalam waktu lama. Selain sakit atau nyeri pada dada, heartburn juga ditandai dengan rasa asam di mulut, sering terbatuk, panas di tenggorokan, hingga sering terbangun dari tidur.
3. Gangguan mental
Gangguan mental bisa memengaruhi kondisi tubuh atau sebaliknya. Jika Anda mengalami dada sakit saat bangun tidur, bisa jadi karena mengalami tekanan stres. Gejalanya juga dapat disertai dengan rasa sesak, cemas, sakit kepala, dan sebagainya.
Masalah mental lainnya adalah serangan panik yang bisa terjadi saat bangun tidur sehingga dada terasa nyeri. Ketakutan intens yang terjadi tiba-tiba bisa memicu reaksi fisik dan membuat Anda kehilangan kendali, termasuk munculnya sensasi berdebar-debar yang berlebihan.
4. Masalah pernapasan
Penyebab lainnya adalah masalah pernapasan. Orang yang mengalami gangguan tidur akibat masalah pernapasan bisa bangun dengan dada yang terasa sakit. Gangguan tidur ini disebut sleep apnea atau kondisi ketika seseorang sulit bahkan berhenti bernapas sementara saat tidur.
Terbangun dalam keadaan kaget dan sesak karena aliran oksigen yang terhambat memicu nyeri di area dada, baik di pagi hari ataupun malam hari. Gejala sleep apnea lainnya adalah sakit kepala dan mulut yang kering saat bangun.
Baca juga: 6 Manfaat Posisi Tidur Terlentang untuk Kesehatan
5. Masalah otot dan tulang
Sakit pada dada juga bisa berhubungan dengan cedera yang dialami atau masalah lain yang memengaruhi struktur yang membentuk dinding dada. Misalnya, tulang rusuk yang memar, retak, atau patah bisa menyebabkan nyeri dada.
6. Penyakit Jantung
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dada sakit saat bangun tidur bisa disebabkan oleh masalah jantung. Ini bisa terjadi karena tingginya kadar hormon adrenalin dan kortisol dalam aliran darah pada pagi hari. Ditambah dengan dehidrasi, hal tersebut dapat memicu serangan jantung.
Demikian berbagai penyebab kenapa Anda bisa merasakan dada sakit saat bangun tidur. Jika terus mengalaminya, sebaiknya Anda segera berkonsultasi ke dokter untuk pemeriksaan medis yang lebih lengkap. Berbagai gejala awal jangan disepelekan agar tidak berdampak lebih serius untuk kesehatan.