Ketindihan adalah istilah yang tidak asing untuk masyarakat indonesia. Sayangnya ketindihan saat tidur masih sering dikaitkan dengan hal mistis. Biasanya kondisi tersebut dihubungkan dengan keberadaan setan atau makhluk halus. Padahal ada penjelasan medis untuk ini sehingga Anda tidak perlu takut ketika mengalaminya.
Ketindihan bisa juga disebut sleep paralysis. Ini adalah fenomena tidur yang memang bisa terjadi kepada siapa saja. Jika mengalaminya, tubuh akan terasa lumpuh atau sulit digerakkan. Nah, artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai ketindihan saat tidur. Yuk, langsung simak!
Sleep paralysis adalah istilah medis untuk ketindihan saat tidur. Ini adalah kondisi ketika otot kehilangan fungsinya untuk sementara waktu sehingga terasa seperti lumpuh sementara. Sebagai fenomena tidur, sleep paralysis biasanya dialami pertama kali oleh mereka pada kelompok usia antara 14 dan 17 tahun.
Gejala utama sleep paralysis adalah sulit gerak hingga berbicara namun bisa juga meliputi nyeri otot, sakit kepala, berkeringat, dan paranoia. Kebanyakan orang menghubungkan sleep paralysis dengan hal mistis karena kondisi ini memang bisa disertai halusinasi yang mungkin terasa menyeramkan untuk beberapa orang.
Baca juga: Ini 3 Posisi Tidur yang Baik untuk Kesehatan
Ketindihan atau sleep paralysis adalah fenomena tidur yang biasa. Fase ini umum terjadi dalam beberapa detik hingga menit saja. Kondisi ini dapat terjadi ketika seseorang sedang akan tidur atau saat baru bangun tidur. Berikut adalah beberapa jenis sleep paralysis:
Hypnopompic sleep paralysis
Setiap orang mengalami fase tidur yang disebut non rapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). Ketika memasuki fase REM, mata akan bergerak cepat. Ini adalah tahapan tidur dimana seseorang bermimpi. Sementara itu seluruh otot tubuh tidak aktif sehingga ketika Anda terbangun di fase ini, Anda bisa mengalami ketindihan. Kondisi tubuh yang sulit bergerak disebabkan karena otak yang belum siap mengirim sinyal bangun namun Anda suda membuka mata.
Hypnagogic sleep paralysis
Jika hypnopompic sleep paralysis terjadi dari fase tidur ke fase bangun, hypnagogic sleep paralysis terjadi sebaliknya, yakni dari fase bangun ke fase tidur. Saat hendak tidur, Anda akan pelan-pelan kehilangan kesadaran. Jadi, kondisinya adalah Anda seperti masih tersadar namun sulit atau sudah tidak bisa menggerakkan tubuh.
Baca juga: Lucid Dream: Cara Mengendalikan Mimpi Ini Bisa Dicoba
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami ketindihan saat tidur. Di antaranya adalah riwayat keluarga, kurang tidur, hingga penyalahgunaan obat-obatan. Sleep paralysis sebenarnya tidak berbahaya. Oleh karena itu, jika mengalami ketindihan saat tidur, Anda tidak perlu panik. Kepanikan justru bisa memperparah kondisi ketindihan. Anda semakin merasakan otot tubuh yang kaku dan sulit digerakkan. Beberapa orang bahkan mengalami sulit napas atau merasa sesak.
Episode sleep paralysis bisa berhenti dengan sendirinya jika Anda tenang. Dalam hitungan detik atau menit, tubuh akan kembali normal atau bisa digerakkan seperti biasa. Sebagai pencegahan, penting untuk menerapkan pola hidup sehat termasuk kebiasaan tidur yang baik. Ini meliputi jadwal tidur dan bangun yang teratur, memenuhi waktu tidur yang cukup, menghindari konsumsi alkohol sebelum tidur hingga membangun lingkungan tidur yang nyaman seperti menggunakan bantal hingga kasur busa yang berkualitas.
Nah, sekarang Anda sudah mengetahui bahwa ketindihan saat tidur adalah fenomena yang biasa dan bisa dialami oleh siapa saja. Meski terkadang disertai dengan halusinasi, ini bukanlah hal mistis seperti yang dibicarakan oleh kebanyakan orang. Jika Anda terus mengalaminya, Anda bisa segera berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan yang lebih tepat.