Apakah Anda mendengkur saat tidur? Mendengkur atau yang juga biasa disebut ngorok merupakan salah satu kebiasaan tidur yang umum. Kondisi ini terjadi saat aliran udara yang masuk ke saluran pernapasan tehambat sehingga menyebabkan timbulnya getaran dan suara. Ngorok sering kali dikaitkan dengan kondisi tubuh yang kelelahan. Namun, ada beberapa penyebab tidur ngorok lainnya yang juga penting diketahui.
Meski biasa terjadi, ngorok juga perlu diwaspadai. Ini karena kondisi tersebut bisa menunjukkan masalah kesehatan tertentu. Mendengkur di setiap tidur, suara dengkuran yang keras, hingga pernapasan yang akhirnya terganggu adalah pertanda yang tidak boleh disepelekan. Mari simak penjelasan lengkapnya lebih lanjut di bawah ini.
Mendengkur dapat dialami oleh siapa saja. Jika Anda tidur mendengkur, biasanya Anda tidak akan langsung menyadarinya. Seperti yang telah disebutkan, kondisi ini muncul karena menyempitnya saluran pernapasan. Udara yang terhambat untuk masuk akan bersinggungan dengan jaringan yang ada di mulut, hidung, atau tenggorokan lalu menyebabkan timbulnya getaran dan suara dengkuran.
Mendengkur dapat menurunkan kualitas tidur. Ini juga akan menimbulkan masalah lain seperti mengganggu pasangan Anda atau orang lain yang tidur dengan Anda. Mendengkur keras dalam waktu lama juga meningkatkan risiko penyakit jantung atau stroke.
Berikut adalah beberapa gejala yang biasa dialami oleh mereka yang tidur mendengkur:
Baca juga: Sering Tidur Tengkurap? Awas Ini Risikonya untuk Kesehatan
Jika Anda kelelahan, Anda akan lebih mungkin untuk tidur mendengkur. Namun, penyebab tidur ngorok juga bisa karena hal lainnya. Sejumlah kondisi dan masalah kesehatan tertentu bisa memicu seseorang untuk mendengkur.
Obesitas
Penyebab tidur ngorok yang pertama adalah obesitas. Kelebihan berat badan membuat adanya penumpukan lemak di sekitar leher sehingga saluran udara di tenggorongan bisa terhambat. Inilah mengapa penting untuk menjaga berat badan sehingga bisa tidur dengan lebih optimal. Gunakan pengukuran indeks masa tubuh untuk menilai apakah tubuh sudah pada titik yang ideal.
Anatomi tubuh
Anatomi tubuh juga bisa memengaruhi kebiasan mendengkur. Pada pria yang cenderung memiliki jalur pernapasan lebih sempit akan membuat mereka lebih mudah ngorok. Selain itu, bentuk rahang yang lebih besar dan menonjol juga bisa mempersempit saluran udara saat tidur. Beberapa kondisi lain yang berhubungan dengan anatomi tubuh dan membuat seseorang lebih mudah mendengkur adalah kelenjar gondok yang membesar, sumbing, hingga kelainan genetik.
Faktor usia
Usia seseorang juga bisa menjadi penyebab tidur ngorok. Semakin bertambah usia, kondisi otot di saluran pernapasan mengendur sehingga Anda akan jadi lebih mudah ngorok. Ini karena saluran yang kendur rentan bergetar ketika dilalui oleh aliran udara.
Baca juga: Ini 3 Posisi Tidur yang Baik untuk Kesehatan
Konsumsi rokok dan alkohol
Kebiasaan tidak sehat seperti mengonsumsi rokok dan alkohol juga bisa membuat seseorang lebih mudah ngorok. Ini berhubungan dengan otot-otot pada saluran pernapasan yang menjadi lebih kendur karena kebiasaan tersebut. Rokok sendiri juga bisa memicu masalah pernapasan sehingga dapat menghambat saluran udara.
Masalah pernapasan
Penyebab tidur ngorok lainnya adalah masalah kesehatan yang berhubungan dengan pernapasan seperti pilek hingga sinusitis. Peradangan yang terjadi dan akhirnya membuat seseorang sulit bernapas akan menghambat aliran udara lalu memicu munculnya suara dengkuran.
Obstructive sleep apnea (OSA)
Obstructive sleep apnea adalah salah satu gangguan tidur dimana seseorang mengalami sulit atau bahakan berhenti bernapas secara berulang saat tidur. Penyumbatan sebagian atau total ini tentu menghambat aliran udara yang akan masuk dan akhirnya menyebabkan seseorang ngorok atau mendengkur.
Nah, sekarang Anda sudah mengetahui gejala dan penyebab tidur ngorok atau mendengkur. Kondisi ini memang umum terjadi namun tetap tidak boleh disepelekan. Jika terjadi dalam jangka waktu lama, hal tersebut bisa saja berhubungan dengan masalah kesehatan yang lebih serius. Jika sudah demikian, pastikan segera berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan yang lebih tepat.